Coretan Satu Hari


Kemarin, entah kenapa tiba-tiba saya ingin sekali menuliskan seluruh kegiatan saya satu hari full. Meskipun iseng-iseng, bukan tanpa alasan sebenarnya, saya ingin mencoba mereview kembali apa yang terjadi pada saya pada hari itu, untuk perbaikan diri juga sebenarnya.Dan juga saya ingin mencoba mengasah kemampuan diri saya sendiri terhadap lingkungan sekitar, karena memang sebetulnya saya adalah orang yang bisa dibilang terlalu cuek dan kurang peka. Mungkin dari hal kecil seperti menulis inilah saya bisa memahami dan sedikit peka pada yang saya temukan di sekitar saya. Saya akan menulis tentang yang saya temui, dari yang kecil sampai yang besar, dari yang gak penting, sampai yang fatal, dari yang simpel sampai yang langka. Pokoknya apapun yang terjadi saya akan menceritakannya dalam tulisan saya itu.

Persiapan sebelum keluar dari rumah adalah saya menyiapkan note kecil dan pulpen dan beberapa spidol warna. Saya sengaja menggunakan warna-warna spidol karena saya berpikiran bahwa nantinya pasti ada beberapa hal yang membuat saya tertegun, terpaku, dan ter-“ngeh” dengan sesuatu yang terjadi pada saya, jadi saya menyiapkan spidol warna itu untuk menandai beberapa hal yang menurut saya unik tersebut. Saya mencoba menuliskan kejadiannya dengan mencatat waktu dan lokasinya.

Tidak perlu saya ceritakan apa yang saya temui, saya pikirkan saat itu, dan apa yang kemudian saya tulis. Tapi saya hanya akan menceritakan kesimpulan apa yang saya dapat dari salah satu keisengan saya ini. Saya merasakan betapa luar biasanya Allah menciptakan kehidupan ini, Allah yang Maha Agung, Maha Besar, Maha Kaya, Maha Luas Ilmunya. Bayangkan saja, sekalinya saya mencoba untuk menulis untuk kegiatan saya yang pertama pagi itu, begitu banyak makna yang saya tangkap dari sebuah perjalanan saya. Saat itu juga, saya menjadi makin penasaran dengan apa yang akan terjadi dan yang akan saya dapat dari IlmuNya pada jam-jam berikutnya.

Belum tengah hari, saya sudah menuliskan berpuluh-puluh lembar kertas dari note saya itu. Sebenarnya awalnya saya hanya berpikir mungkin saya hanya akan menuliskan apa yang saya temui saja secara ringkas. Tapi pada akhirnya, tulisan-tulisan saya juga menceritakan tentang debat saya dengan diri saya sendiri, yah sebut saja intra-personal. Subhanallah... Allah menciptakan manusia dengan akal pikiran yang tidak diberikan pada makhluk hidup lainnya. Saya bersyukur sekali, saat saya menulispun saya juga masih bisa berpikir tentang banyak hal. Coba kalau seandainya saya tidak mampu berpikir lebih jauh dan dalam dari apa yang saya dapatkan saat itu, mungkin kertas saya hanya akan berisi jam, menit, detik, lokasi, dan kegiatan dalam satu baris saja. Saya benar-benar takjub, sekali lagi saya merenung. Kalau saja saya bisa menulis begitu banyak lembar tulisan dalam setengah hari, bagaimana jika yang menulis itu 10 orang? 100 orang? Atau bahkan seluruh dunia sekalian? Berapa banyak lembar kertas tulisan yang akan terkumpul. Mungkin jika kertas yang terkumpul digunakan untuk meng-cover seluruh permukaan bumi, apa akan cukup? Jika kertas terbuat dari batang pohon, berapa banyak yang harus dihancurkan? Berapa liter tinta yang juga akan dihabiskan? Subhanallah.. Membayangkannya saja sungguh menakjubkan bagi saya sendiri. Akan begitu banyak makna, ilmu, dan pemikiran yang akan terkeluarkan. Itu hanya dari pikiran manusia. Bagaimana jika yang melakukannya juga makhluk hidup lain? Atau bahkan makhluk gaib sekalipun? Benar-benar sungguh menakjubkan. Subhanallah, Allah-lah yang menciptakan otak bagi manusia untuk berpikir dengan secuil ilmu dari sekian banyak ilmuNya yang tak terhitung. Sungguh luar biasa kehidupan yang diciptakanNya.

Saya pun jadi ingat dengan ayat Al-Qur’an yang mengatakan, “Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman:27)

Kemudian, saya mencerminkan diri saya sendiri, Allah memberikan saya pikiran untuk memaknai lebih dalam dari hal-hal yang saya alami hari itu bukankah sebuah hikmah? Saya merujuk ke ayat lain, “Barangsiapa yang diberi hikmah, maka berarti orang itu telah diberi kebaikan yang bayak sekali.” (QS. Al-Baqarah: 269). Padahal itu benar-benar hanya sedikit ilmu yang diberikan olehNya. (“Kamu hanya diberikan ilmu sedikit sekali” (QS. Al-Isra:85)). Alhamdulillah, wallahu Akbar.. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi saking takjubnya.

Mata saya jadi berkaca-kaca memaknai ini semua. Arti “Kalimat Allah” dalam ayat di atas sungguh begitu banyak. Bayangkan, Allah menciptakan langit dan bumi saja, sudah terdapat begitu banyak hal di dalamnya. Dari hal yang besar sampai yang kecil, dari yang terlihat sampai yang tak terlihat, dari yang kasar sampai yang halus sekalipun. Sudah berapa banyak kebesaran dan kekuasanNya serta betapa luas dan tanpa batas pengetahuanNya. Sehingga, sekalipun mencari, manusia tak akan mampu mencapai seluruhnya dari pengetahuannya sendiri. Karena manusia dengan segala keterbatasannya, sementara ilmu Allah begitu sempurna dan tidak terbatas.

Laa Ilaaha Illallah Wallahu Akbar, saya cuma bisa berdzikir saat menulis ini. Sungguh benar-benar Maha Besar Allah. Satu hal yang saya simpulkan dari kegiatan menulis saya setengah hari kemarin itu, manusia benar-benar tidak akan bisa menyaingiNya.

Semoga tulisan Ini bermanfaat. Amiin.

Komentar